Minggu, 12 Juni 2011

KHUN345 part 3 (cerpen)

---------------------------------------------------------

BlackBerry yang lowbatt masih saja aku genggam, aku masih takut, aku sungguh takut untuk menghubunginya. Ya Tuhan aku sangat menyayanginya, jangan buat dia benci hamba ya Allah. Kuambil sebatang rokok yang tergeletak di meja kecil samping tempat tidurku, merokok jalan pintasku ketika aku kalut dengan pemikiran konyolku. Aku tidak seberapa suka rokok, namun lingkungan memaksa ku untuk merokok, ya terkadang harus menjadi perokok aktif diantara perokok berat. Aku hanya meminimalisir efek dari asap rokok.

Ghina, cewek itu benar-benar membuat hidupku menjadi aneh, dia membuat aku berubah, dia menjadi inspirasiku dalam hal apapun. Entahlah, aku sangat takut kehilangan dia walaupun aku tidak memilikinya. Ya Tuhan, mengapa perasaan ini begitu kuat. Aku takut, bahkan untuk menatap matanya aku tak sanggup!
I don't wanna be adored
Don't wanna be first in line
Or make myself heard
I'd like to bring a little light
To shine a light on your life
To make you feel loved

Sepenggal lagu Hamburg Song yang dibawakan Keane begitu pas dengan moment yang galau seperti ini. Kembali aku perhatikan handphoneku, tepat satu jam. Aku harus menelponnya kembali. Kali ini tanpa menggunakan No. Pribadi.

--------------------------------------------------------

Aku tertidur begitu lama, sampai-sampai tidak mendengar lagi suara handphone yang berdering. Nomor handphone yang tak aku kenali, menelpon hingga 43 kali. Aku memutuskan untuk mengirimkan SMS ke nomor tersebut, yang aku tau itu dari Khun.
“ helo, sorry gue ketiduran. Ini Khun?”

aku tau, Khun kemungkinan besar tidak membalas SMS yang aku kirimkan karna sekarang sudah jam 1 malam. Aku memutuskan untuk mengecheck Timeline twitterku. Tak sengaja ku melihat Jenar mempost Tweet : “#np Hamburg Song – Keane” 15 minutes ago via UberSocial.

Selang beberapa menit aku meperhatikan Timeline Twitterku, hapeku bergetar menandakan sms masuk.

“hai, iya ini Khun. Still mad at me?”

Aku bingung harus membalas apa SMS dari Khun ini, aku senang bisa mendapat sms dari Khun, tapi disisi lain lagi aku benci sekali dengan Khun! Ya Allah aku harus bagaimana? Daripada aku bingung sebaiknya aku menyudahi saja percakapan SMS malam ini dengan Khun, mungkin akan ku sambung lagi esok hari.

(Pukul 3 subuh)

Dering Ringtone dari hape ku berbunyi sangat keras, langsung aku mengangkat suara Khun terdengar jelas.

“Gin, kita perlu ketemu. Ada satu hal yang ingin gue omongin ke elo?”
“minta maaf?”tanyaku ketus.
“ya… salah satu nya itu.”
“katanya cuman satu?”
“Gin, ini tentang gue.”
“fine. When? Where?”
“restaurant kemarin aja, no 13 ya. Jam 9 pagi?”
“great.” Aku langsung menutup telfon dari Khun.

Aku semakin tidak bisa tidur. Tapi kenapa mesti jam 9? Apakah itu gak terlalu pagi? Udah buka belum sih restaurant itu? Fikiranku semakin aneh membuatku lelah dan akhirnya tertidur.

-----------------------------------------------------

Pagi ini terasa sedikit berbeda, aku layaknya tawanan sedang menunggu vonis hakim akan semua kejahatanku. aku memang seorang pengecut dalam cinta, aku takut untuk mendekati wanita yang kupuja, ini semua karna Vonny! Kenapa Vonny begitu jatuh cinta denganku? Semua wanita yang aku dekati selalu di ancamnya agar menjauh dariku. Aku sudah putus dengannya 2 tahun yang lalu. Tapi selalu saja begitu.
Ghinaku yang ku sayang, aku harap kamu ngerti. Aku bingung, apakah aku harus membawakan dia bunga? Detak jantungku semakin tak karuan, aku menjadi panic. Ya Tuhan, aku harus bagaimana. Aku harus telfon mama sekarang juga, aku benar-benar masih NewBie dalam menghadapi cinta seperti ini.

“Haloo, mamah. Mah, aku mau ketemu Ghina nih, aku pake baju apa? Mah, kalo Vonny tau aku suka sama Ghina gimana mah? Mah, aku panic banget”

“hahaha, kamu udah bujang kok kayak anak TK sih, nak? Yaudah pake baju yang sopan aja dulu, apa deh yang keren. Jangan pake baju bola ya.. terus, kamu tarik nafas yang dalem… terus hembusin.. biar rileks. Kalo masalah vonny, gampang itu mah. Yang penting kamu ngomong ke Ghina dulu, biar dia gak salah paham.”

“hmmm.. huhhh… ok deh mama.. dah ma… muaaachhh…”

lihat lagi:
part 1
part 2
part 3
part 4

0 komentar:

Posting Komentar

 

write, read, love. Template by Ipietoon Cute Blog Design