Minggu, 12 Juni 2011

KHUN345 part 2 (cerpen)

Aku mencoba menghubunginya lagi, aku mengutuk diriku sendiri kenapa aku harus mengorbankan waktuku untuknya hari ini, lagi pula aku tidak kenal jelas. Hatiku hancur, bukan karna Khun yang membatalkan pertemuan kopi daratku, tapi karna asa ku yang terlalu tinggi terhadap Khun. Aku berlari kecil menuju kasir membayar semua bill. Aku member sebuah tips pada pelayan yang dari tadi memperhatikanku. Pelayan itu memperhatikan derap langkahku menuju ke mobil yang tergesa-gesa, aku tidak ingin orang lain tau bahwa aku meneteskan air mataku.

Didalam mobil aku menenangkan diri dan menangis sejadi-jadinya, aku tidak ingin menyetir dengan emosi labil, itu sama saja membunuh jiwaku. Setelah 10 menit aku menangis, aku tersadar aku harus segera pulang. Aku menyetir mobil dengan sangat hati-hati, dengan rata-rata kecepatan 20 km/jam. Aku akhirnya sampai di rumah setelah 35 menit perjalanan.
Ku tenggelamkan lara di tempat tidur ku sampai aku tertidur, aku terbangun karna suara handphoneku yang berdering, unknown number 20x missed call. Aku fikir ini pasti Khun. Aku sudah muak dengannya, aku tak ingin mengangkat telfon dari nya, tapi aku penasaran seperti apakah dia. Aku penasaran ingin sekali bertemu dengannya.
Ku angkat telfonnya, kali pertama aku mendengan suara Khun, sangat indah sekali aku merasa familiar dengan suara ini.

“Ghin, gue minta maaf banget udah buat lo nunggu dan finally gue gak dateng, ghin, lo mau kan maafin gue..” ucap Khun dengan penuh penyesalan.
Aku hanya terdiam, aku masih menganalisis suara yang sangat familiar, mendengar suara ini membuat aku deg deg an. Aku diam selama 5 menit, Khun masih tidak mematikan telfon nya, suaraku mengalami moment inersia yang begitu besar, sehingga tak mempunyai tenaga sedikitpun untuk bicara.
“yasudah Ghin, kalau kamu masih marah sama aku, aku telfon kamu 1 jam lagi ya, tapi jgan dicuekin ya… ghin, maafin aku” suara Khun terdengar sangat lemah yang berharap untuk dikasihani.
Aku masih melanjutkan lamunanku tentang Khun, sambil memandang foto Jenar di tualet kamarku, Jenar cowok yang selama ini aku taksir dan selama itu juga aku bermimpi untuk mendapatkannya. Foto yang terpampang di kamarku ini, diambil ketika pensi sekolah. Ia sedang mengenakan jas, badannya yang lebar membuatnya sangat cocok mengenakan jas itu. Ntah mengapa ia menarikku dan meminta temannya untuk berfoto denganku ketika itu, sungguh seperti mimpi.

Akh iya! Suara Khun, mirip sekali dengan suara Jenar.. mirip sekali. Atau mungkinkah Jenar itu adalah Khun? Aku masih ingat ketika malam sebelum pensi aku mengatakan kepada Khun ingin berfoto dengan Jenar , pasti Jenar sangat tampan hari itu. Dan kemudian Jenar datang dan berfoto dengan ku. Selanjutnya, ketika aku menjadi petugas upacara, aku bilang kepada Khun aku takut datang ke sekolah pagi-pagi buta, keesokan paginya saat aku memarkirkan mobilku Jenar sudah ada di parkiran sambil memainkan IPodnya. Akh.. fikiran ini membuatku gila.

lihat lagi :

part 1
part 2
part 3
part 4

0 komentar:

Posting Komentar

 

write, read, love. Template by Ipietoon Cute Blog Design