Kamis, 18 Agustus 2011

when love is not about love [based on true story] Part 1

Aku terdiam. Michael terus menatapku, angin yang berhembus membuat suasana pagi ini sangat romantic. Kami saling mencintai, tapi tidak dengan iman kami. Perbedaan membuat cinta yang sulit semakin lebih complicated. Cinta kami sebenarnya simple, saya jatuh cinta dengannya, begitu juga Michael. Tapi sayang, dunia bukan hanya sekedar cinta. Aku jadi ingat dengan lirik lagu Marcell Siahaan “Tuhan hanya satu, kita yang tak sama” sepenggal bait lagu itu tiba-tiba mengalun di otakku. Perasaanku semakin tidak bisa dikendalikan, aku menangis sejadi-jadinya seolah tak rela kisah ini akan berakhir. Aku tau aku sangat egois jika memaksakan hubungan ini dilanjutkan, tapi apakah aku akan sanggup menjalani hariku tanpanya?

--OOO--

Ini mimpi, ya ini beneran mimpi kan? Aku baru saja terbangun dari tidur panjang dengan mimpi yang sangat buruk. Bukan, bukan buruk tapi sangat menyedihkan. Tuhan, mengapa harus aku? Semua orang berbeda, semua orang mempunyai prinsip, kepercayaan, dan adat yang berbeda-beda. Tapi kenapa ini harus menimpa aku? Cinta itu satu, cinta itu universal, semua orang pernah merasakan jatuh cinta, saling mencintai, saling peduli, saling memahami, dan having so much blast ketika bersama orang tersebut. Dan begitu juga saya, saya mengalami itu. Kami saling cinta, saling menjaga satu sama lain, kami jatuh cinta pada pandangan pertama. Sayang, semua itu harus kandas karna perbedaan kepercayaan. Kepalaku penuh pertanyaan kepada tuhan yang telah aku siapkan ketika mati nanti, “jika Engkau yang menghendaki cinta ini muncul, lalu kenapa pula Kau yang membatasi cinta ini tuhan?”

“happy birthdaaaaaayyyy Eliiiiiiiiiiiiiii…. Semoga cepet dapet pacarrr yaaaaaaaa!!!” Teriakan salah satu teman sekelasku. Ia benar, hari ini aku ulang tahun, tapi selalu saja merasa sepi. aku ingin punya pacar, merasakan jatuh cinta, diperdulikan, dan yang jelas dicintai. Aku iri dengan teman-temanku yang selalu punya jadwal ngedate di weekend. Dan tentunya aku selalu berharap, di ulang tahunku yang ke 17 ini, tuhan mengirimkan salah satu malaikatnya dari surga untuk mendampingi aku hingga akhir hayatku, klasik.

Aku tipe orang yang berharap memiliki kisah cinta romantic seperti di film-film romantic produksi holliwood, atau minimal seperti novel-novel teenlit yang selalu aku beli di Gramedia atau pinjam dari teman-temanku. Tapi kenyataan ternyata tidak seperti kisah yang dibuat dari imajinasi penulis-penulis hebat. Hidup lebih dari itu.

--OOO--

Dia datang, seperti kado ulang tahun paling indah selama hidupku. Sepertinya Allah mendengar semua doa teman-temanku, agar aku mendapat seorang kekasih. Michael, pria yang mungkin di utus oleh Allah untuk jatuh cinta kepadaku. Dan sayangnya, aku juga jatuh cinta kepadanya.

Pertemuanku dengannya dimulai pada hari pertama aku masuk les di kelas yang baru. Pandanganku di alihkan dengan adanya Michael, dia sangat menarik bagiku. Dan kemudian dia mengirimkan SMS perkenalan ke handphoneku. Aku masih ingat itu adalah salah satu hal terbaik yang pernah aku alami. Sejak saat itu, handphoneku bangun kembali dari tidur panjangnya.

Saat itu dimulai, aku merasa pagiku lebih cerah dan hariku lebih ceria, beberapa minggu perkenalan dan pendekatanku dengan Michael sungguh sangat menyenangkan. Michael sangat peduli denganku, begitu juga aku. Aku bahkan membeli buah tangan untuknya ketika aku outbond bersama sekolah. Menurutku itu bukan sesuatu yang besar, mengingat apa yang telah dia lakukan kepadaku, memang sih tidak banyak tapi mengirim ucapan selamat pagi untukku sungguh sesuatu yang tidak ternilai.

Kami mulai menjadi akrab, dan mengetahui kelemahan serta kelebihan masing-masing. Waktu untuk les yang biasanya sangat menyebalkan dan menjemukan sekarang menjadi sesuatu yang aku tunggu. Memang sih, sifat Michael yang sedikit usil dengan orang-orang sering menimbulkan kesan negative dari kalangan sekitar, dan aku sungguh dapat memaklumi itu.

Ternyata kabar kedekatanku dengan Michael semakin meluas seiring berjalannya waktu, aku bukan tipikal orang yang pintar menjaga rahasia, tiba-tiba seluruh kelas mengetahui kisahku dengan Michael. Mereka seakan sangat gembira dengan kedekatanku dengan Michael.

“cieee.. jomblo terlama udah gak bakal dipegang Eli lagi nih?” sahut Virna menggodaku.

“akh.. gatau kok… jangan gitu akh ngomongnya, ntar gak jadi gimana?” sesaat wajahku memerah. Terkadang aku khawatir dengan kisah yang ini. Semuanya begitu sempurna, aku dia dan seluruh temanku, hal ini begitu positif!



part 1
part 2
part 3

0 komentar:

Posting Komentar

 

write, read, love. Template by Ipietoon Cute Blog Design